Penulis : Hosea
Tema : Hukuman dan Kasih Penebusan Allah
Tanggal Penulisan: 715 - 710 SM
Latar Belakang
Hosea, yang namanya berarti "keselamatan", diperkenalkan sebagai putra
Beeri ('Hos 1:1'). Tidak ada lagi yang diketahui tentang nabi ini selain
beberapa kilasan otobiografis di dalam kitab itu sendiri. Hosea adalah
penduduk Israel, bukan Yehuda, dan ia bernubuat kepada bangsanya sendiri.
Hal ini tampak dari
Pelayanan Hosea kepada kerajaan utara terjadi segera setelah pelayanan Amos (seorang nabi Yehuda yang bernubuat kepada Israel). Hanya kitab nabi Amos dan Hosea di PL yang seluruh beritanya dialamatkan ke kerajaan utara dan menubuatkan kebinasaannya yang akan datang.
Hosea dipanggil Allah untuk bernubuat kepada kerajaan Israel yang sedang ambruk selama sekitar 30 tahunnya yang terakhir, seperti yang kemudian dilakukan oleh Yeremia kepada Yehuda. Ketika Hosea memulai pelayanannya pada masa akhir pemerintahan Yerobeam II, Israel sedang mengalami kemakmuran ekonomi dan kestabilan politik untuk sementara waktu yang menciptakan rasa aman yang palsu. Akan tetapi, segera setelah Yerobeam II wafat (753 SM), keadaan bangsa itu mulai memburuk dengan pesat dan menuju kehancurannya yang terjadi pada tahun 722 SM. Dalam 15 tahun setelah kematiannya, empat raja Israel terbunuh; dalam 15 tahun lagi Samaria merupakan puing-puing berasap dan penduduk Israel dibuang ke Asyur dan kemudian disebarkan di antara berbagai bangsa. Pernikahan Hosea yang tragis dan firman nubuatnya dipadukan sebagai pesan Allah kepada Israel sepanjang tahun-tahun terakhir yang kacau menuju kehancurannya ini.
Allah memerintahkan Hosea untuk "kawini seorang perempuan sundal" ('Hos 1:2') untuk melukiskan ketidaksetiaan rohani Israel kepada Allah. Sekalipun ada yang menafsirkan pernikahan Hosea sebagai kiasan khayalan, kebanyakan sarjana Alkitab yang konservatif memandangnya sebagai benar-benar terjadi. Akan tetapi, kelihatan tidak mungkin bahwa Allah akan memerintahkan seorang nabi yang saleh menikahi perempuan sundal untuk menggambarkan berita-Nya kepada Israel; rupanya kemungkinannya lebih besar bahwa Hosea menikahi Gomer ketika ia masih perawan dan kemudian ia menjadi pelacur. Jadi, perintah untuk "kawinilah seorang perempuan sundal" diberikan sebagai nubuat yang mengantisipasi apa yang akan terjadi.
Latar belakang sejarah pelayanan Hosea disebutkan sebagai dalam pemerintahan Yerobeam II dari Israel dan empat raja Yehuda (Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia; lih. 'Hos 1:1') - yaitu, sekitar 755-715 SM - yang tidak hanya menjadikannya rekan sezaman yang lebih muda daripada Amos, tetapi juga dari Yesaya dan Mikha. Kenyataan bahwa Hosea menetapkan tanggal dari sebagian besar pelayanannya dengan mengacu kepada empat raja Yehuda dan bukan kepada masa pemerintahan yang singkat dari enam raja Israel terakhir, mungkin menunjukkan bahwa ia melarikan diri dari kerajaan utara untuk tinggal di Yehuda menjelang kehancuran Samaria, oleh Asyur (tahun 722 SM); di sanalah dia menyusun nubuat-nubuatnya menjadi kitab yang berjudul namanya ini.
Tujuan
Nubuat Hosea adalah usaha terakhir Allah untuk memanggil orang Israel supaya
bertobat dari penyembahan berhala dan kefasikan mereka yang tak kunjung
berakhir sebelum menyerahkan mereka kepada hukuman penuh atas dosa-dosa
mereka. Kitab ini ditulis untuk menyatakan
Ketidaksetiaan istri Hosea dicatat sebagai gambaran ketidaksetiaan Israel kepada Allah. Gomer mengejar-ngejar laki-laki lain, sedangkan Israel mengejar-ngejar dewa-dewa lain; Gomer melakukan zina jasmaniah, sedangkan Israel zina rohani.
Survai
Pasal 1-3 ('Hos 1:1-3:5') menerangkan pernikahan Hosea kepada Gomer.
Nama ketiga anak mereka adalah tanda-tanda nubuat bagi Israel: Yizreel
("Allah mencerai-beraikan"), Lo-Ruhama ("Tidak dikasihi") dan Lo-Ami
("Bukan umat-Ku"). Kasih Hosea yang tekun kepada istrinya yang pezina
melambangkan ketabahan kasih Allah kepada Israel.
Pasal 4-14 ('Hos 4:1-14:10') berisi serangkaian nubuat oleh Hosea yang menyamakan ketidaksetiaan Israel dengan ketidaksetiaan istrinya. Perbuatan Gomer yang meninggalkan Hosea untuk kekasih lainnya (pasal 1; 'Hos 1:1-22') melambangkan Israel yang meninggalkan Allah (pasal 4-7; 'Hos 4:1-7:16'). Gomer direndahkan (pasal 2; 'Hos 2:1-22') untuk melambangkan rasa malu dan hukuman atas Israel (pasal 8-10; 'Hos 8:1-10:15'). Perbuatan Hosea yang menebus Gomer dari pasar budak (pasal 3; 'Hos 3:1-5') melambangkan keinginan dan rencana Allah untuk memulihkan Israel di masa depan (pasal 11-14; 'Hos 11:1-14:10'). Kitab ini menekankan bahwa karena Israel telah menolak kasih Allah dan panggilan-Nya untuk bertobat, maka hukuman tidak bisa ditunda lagi.
Ciri-ciri Khas
Tujuh ciri utama menandai kitab Hosea.
Penggenapan Dalam Perjanjian Baru
Kitab Hosea mempunyai beberapa ayat yang dikutip oleh PB sebagai tergenapi
di dalam Yesus Kristus:
Selain dari ayat-ayat khusus, PB memperluas tema kitab ini tentang Allah sebagai suami umat-Nya, dalam hal Kristus menjadi mempelai laki-laki dari mempelai wanita yang ditebus, gereja (lih '1Kor 11:2'; 'Ef 5:22-32'; 'Wahy 19:6-9'; 'Wahy 21:1-2,9-10'). Hosea menekankan berita PB mengenai perlunya pengenalan akan Allah untuk memasuki hidup ('Hos 2:19'; 'Hos 4:6'; 'Hos 5:15'; 'Hos 6:3,6'; bd. 'Yoh 17:1-3'). Terpadu dengan berita ini, Hosea dengan jelas menunjukkan hubungan langsung di antara dosa yang terus-menerus dengan hukuman yang tidak terelakkan. Kedua penekanan utama Hosea dirangkum Paulus dalam 'Rom 6:23', "Upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."
Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan